Selasa, 18 Januari 2011

MATERI LDK

MATERI I

HAKEKAT KEPEMIMPINAN

1. Sejumlah manusia yang berkelompok untuk mencapai suatu tujuan memerlukan pemimpin. Pimpinan ini mutlak adanya kalau mereka ingin maju untuk mencapai tujuan tersebut.Tanpa Pimpinan, suatu kelompok tak ubahnya kapal tanpa nahkoda.

2. Kepimimpinan didefinisikan sebagai suatu usaha yang dilakukan dalam hubungan antar manusia untuk mempengaruhi orang lain melalui proses komunikasi yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan.

3. Dengan demikian ada 4(empat) hal dalam arti kepimimpinan :

a. pendayagunaan pengaruh

b. hubungan antar manusia

c. proses komunikasi

d. pencapaian suatu tujuan

Keempat hal diatas akan menentukan keefektifan tindakan kepemimpinan.

4. Usaha mempengaruhi orang lain itu sendiri sudah merupakan tindakan kepemimpinan, tanpa mempedulikan apakah pemimpin tersebut dapat mempengaruhi tingkah laku orang lain atau tidak. Efektif tidaknya usaha kepemimpinanlah yang diukur dari perubahan yang terjadi.



BAGAIMANA MEMPENGARUHI ORANG LAIN

1. Kekuasaan adalah kapasitas atau kesanggupan untuk mempengaruhi.

2. Otoritas/wewenang adalah merupakan hak, untuk mempengaruhi para pengikut, dan hak ini diperoleh dari jabatan yang dijabat dari dala organisasi.

3. Menurut French dan reven, ada tujuh jenis sumber-sumber kekuasaan yang dimiliki oleh pemimpin.

4. Kekuasaan yang bersumber dari organisasi adalah :

a. Kekuasaan sah (legitinate power)

Kekuasaan ini karena ia memiliki jabatan tertentu.

b. Kekuasaan paksaan (coersive power)

Kekuasaan yang timbul karena ia memiliki kekuasaan untuk memaksakan kehendaknya.

c. Kekuasaan imbalan (reward power)

Kekuasaan atas dasar kemampuan memberikan imbalan dan hukuman.

5. Kekuasaan yang bersumber dari individu :

a. Kekuasaan ahli (expert power)

Kekuasaan ini dikarenakan yang bersangkutan lebih ahli dibanding yang lain.

b. Kekuasaan informasi (information power)

Kekuasaan ini timbul karena orang tersebut lebih banyak memiliki informasi.

c. Kekuasaan koneksi (conection power)

Kekuasaan ini dikarenakan pemimpin memiliki hubungan baik dengan orang lain.

d. Kekuasaan kharismatik

Kekuasaan ini dikarenakan memiliki kharisma, yang membuat orang lebih mau mendengar.

6. Dalam diri seseorang yang diangkat oleh organisasi,semua kekuatan yang ada di organisasi pasti dimiliki. Sedang kekuasaa yang berasal dari individu tergantung dari orang tersebut.

7. Dengan menggunakan kekuasaan ini pemimpin dapat menggunakan pengaruhnya kepada pengikutnya, agar tingakah laku sedemikin rupa sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.

a. Setiap pemimpin berada dalam posisi berkemampuan tinggi dalam memepengaruhi orang lain, diikuti rasa tanggung jawab yang menggunakan kekuasaan efektif.

b. Penggunaan power ini dinilai berdasarkan kriteria efektif dan tidak efektif.

c. Apabila penggunaan kekuasaan dikaitkan dengan tujuan, maka kekuasaan yang dimiliki oleh pemimpin dapat disalgunakan apabila digunakan untuk suatu tujuan yang buruk.

8. Kepemimpinan seseorang dinilai efektif bila :

a. membuat orang lain merasa takut

b. menumbuhkan serta memupuk hubungan kerjasama

c. memecahkan persengkataan

d. merangsang perkembangan cara berfikir yang berpedoman pada tujuan.

9. Gaya kepemimpinan seseorang akan menentukan jenis kekuasaan yang digunakannya. Ada dua gaya utama, yaitu :



a. Berorientasi pada tugas

Disini sang pemimpin menekankan pada pentingnya penyelesaian tugas dengan cara mengatur penugasan kerja, pengambilan keputusan dan penilaian hasil keja. Pengawasan dilakukan dengan ketat. Pemimpin lebih mementingkan penyelesaian tugas dengan cara penggunaan kekuasaan yang bersumber pada imbalan, paksaan dan sah, dalam usaha yang mempengaruhi tingkah laku dan hasil kerja pengikut.

b. Berorientasi pada pengikut

Orientasi pada pengikut ditunjuk dengan sikap terbuka dan ramah serta usaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan pengikutnya. Ia berusaha mendelegasikan pengambilan keputusan serta berusaha membantu pengikutnya untuk memuaskan kebutuhan mereka dengan menciptakan iklim dan lingkunagn yang mendukung. Sumber kekuasaan yang digunakan adalah keahlian dan kharisma. Gaya kepemimpinan yang ideal adalah yang menggabungkan kedua orientasi tersebut secara berimbang.


MATERI II

KEPEMIMPINAN DI AMBALAN/RACANA

1. Rumus pembinaan dalam Gerakan Pramuka mengatakan “untuk dan oleh Penegak dan pandega, dibawah pimpinan Penegak dan Pandega dan dengan bimbingan dan tanggung jawab pembinanya”. Peran Pembina lebih bersifat pendamping “Tut Wuri Handayani”.

2. Dalam bidang Gerakan dan Teknik Kepramukaan ditangani oleh Dewan Ambalan atau Dewan Racana, seang bidang pendidikan yang bersifat kejiwaan dalam usaha pembentukan watak dan pribadi ditangani oleh Pembina.

3. Dalam melaksanakan sistem beregu, pembina mendelegasikan kepemimpinannya kepada Dewan Ambalan atau Dewan Racana. Bimbingan Pembina lebih diarahkan kepada Dewan Ambalan atau Dewan Racana(serta pimpinan sangga/reka) dan tidak langsung kepada anggota ambalan/racana. Kepada Dewan Ambalan/Racana, Pembina menjelaskan dan membantu mereka untuk dapat menggerakkan Ambalan/Racana.

4. Dengan demikian jelaslah bahwa Dewan Ambalan/Racanma-lah yang betugas merencanakan, mempersiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan, latihan serta program satuannya.

5. Atas dasar itu, pimpinan yang duduk di Dewan Ambalan/Racana perlu :

a. Mengetahui kesenangan dan perhatian khusus anggotanya.

b. Mengenal lebih dekat pribadi anggotanya, dengan bersama-sama melakuak pengembaraan, pekemahan dan mengunjungi mereka dirumahnya masing-masing.

c. Mempunyai wibawa dan dapat memberikan contoh pribadinya sehingga anggota-anggotanya dapat menghargainya.

d. Memiliki kecakapan memimpin dengan bijaksana, penuh semangat, disiplin dan pandangan luas. Lord Baden Powel pernah berkata “ Ingatlah kamu harus memberikan pimpinan, bukan desakan”(Scouting For Boys,1908). Ia bukanlah seorang komandan yang perintah-perintahnya harus dilakukan tanpa dibantah, tetapi ia seorang kakak yangmendampingi mereka.

e. Memberikan kesempatan kepada orang lain, terutama orang yang lebih muda, supaya memperoleh pengalaman memimpin dan dapat mengembangkan kecakapannya.

f. Menghubungi Pembina atau pembantu Pembina selaku pendampingnya, bila mendaptkan kesulitan-kesulitan yang tidak dapat dipecahkannya sendiri untuk mendapat bantuannya.

6. Lebih jauh lagi, Baden Powell mengemukakan empat hal utama yang harus ada pada seorang pemimpin yang antara lain sebagai berikut ;

a. Ia harus mempunyai kepercayaan dan keyakinan penuh tentang kebenaran dari apa yang telah dipilihnya.

b. Dia harus selalu mempunyai kepribadian yang selalu tampak riang gembira, kuat, pengertian, simpatik dan bersahabat dengan pengikutnya. Dengan demikian menguatkan kerjasama yang menyenangkan dengan mereka.

c. Dia harus mempunyai kepercayaan tehadap diri sendiri denga jalan megetahui tugas/pekerjaannya. Dengan demikian meningkatkan rasa percaya diri pengikutnya.

d. Apa yang dikhotbahkan harus dipraktekkan sendiri, dengan demikian memberi contoh kepada temannya.







MATERI III

PERANAN PIMPINAN SATUAN PENEGAK DAN PANDEGA

I. PENDAHULUAN

Keberadaan Dewan dalam Satuan Pramuka merupakan wadah kegiatan Pramuka dalam mengembangkan :

1. jiwa kepemimpinan.

2. kemampuan bermasyarakat, bekerja sama, tenggang rasa dan hidup bergotong - royong.

3. kemampuan mengadministrasikan kegiatan satuan.

4. kemampuan hubungan insani dan kehumasan.

5. kemampuan dalam menyusun/perencanaan, pemrograman, pelaksanaan dan penilaian atas suatu kegiatan.

6. kemampuan jiwa demokratis



II. MATERI POKOK

1. Dewan Satuan Pramuka merupakan perwakilan dari Barung, Regu, Sangga, Racana.

2. Dewan Satuan Pramuka, dapat dibedakan menjadi:

a. Dewan perindukan Siaga / Dewan Siaga, terdiri dari

1) Pemimpin Barung Utama sebagai Ketua

2) Para Pemimpin Barung sebagai Sekretaris Bendahara,

3) Para wakil Pemimpin Barung anggota.

4) Para Pembina Pramuka Siaga dan Pembantu Pembina Siaga bertindak sebagai penasehat, pendorong, pengarah, pembimbing dan mempunyai hak mengambil keputusan terakhir.

b. Dewan Pasukan Penggalang/ Dewan Penggalang, terdiri dari :

1) pemimpin regu utama ( PRATAMA ) sebagai ketua.

2) para pemimpin regu sebagai sekretaris , bendahara &

3) para wakil pemimpin regu anggota

4) para Pembina Pramuka Penggalang dan Pembantu Pembina Pramuka Penggalang bertindak sebagai penasehat, pendorong, pengarah, pembimbing dan mempunyai hak pengambilan keputusan terakhir.

c. Dewan Ambalan Penegak / Dewan Penegak, Dewan Racana Pandega/ Dewan Pandega, terdiri dari :

1) Ketua Dewan Penegak di pegang oleh Pradana dan Ketua Dewan Pandega dipegang oleh Ketua Racana.

2) Seorang wakil ketua, seorang sekretaris dan seorang bendahara serta beberapa orang anggota dipilih dari para pemimpin wakil pemimpin Sangga. Sedangkan untuk wakil ketua Dewan Pandega, sekretaris dan bendahara di pilih dari anggota Racana.

Pembina Pramuka Penegak dan Pembina Pramuka Pandega tidak duduk dalam Dewan Penegak maupun Dewan Pandega, Pembina berfungsi sebagai konsultan dan fasilitator.

d. Dewan Satuan Karya Pramuka ( SAKA )

1) masing - masing SAKA membentuk Dewan SAKA

2) susunan Dewan SAKA sama dengan Dewan Penegak / Pandega

3) Dewan SAKA berkedudukan di Kwartir Cabang

3. Dewan Satuan bertugas :

a. Menyusun perencanaan, pemrograman , pelaksana program dan mengadakan penilaian atas pelaksanaan kegiatan.

b. Menjalankan dan mengamalkan semua keputusan dewan.

c. Mengadministrasikan semua kegiatan satuan.

d. Keputusan Dewan dibuat secara demokratis

4. Dewan Kehormatan

Dewan kehormatan ialah dewan yang dibentuk untuk mendampingi Dewan satuan dengan tugas :

a. membahas proses pelantikan seorang Pramuka.

b. membahas proses pemilihan dan pelantikan pemimpin satuan.

c. membahas tentang pemberian penghargaan atas prestasi seorang Pramuka.

d. membahas tentang tindakan atas pelanggaraan Kode Kehormatan Pramuka.

e. membahas tentang rehabilitasi anggota satuan.



5. Dewan Kehormatan dalam satuan

a. Pada Peridukan Siaga tidak dibentuk Dewan Kehormatan untuk itu peranan Dewan Kehormatan dibebankan kepada para Pembina Pramuka Siaga dan Pembantu Pembina Siaga.

b. Dewan Kehormatan Penggalang, terdiri atas :

1) Ketua di pegang langsung oleh Pembina Pramuka Penggalang

2) Wakil ketua dipegang oleh Pembantu Pembina Penggalang

3) Sekretaris dipegang oleh salah seorang pemimpin regu

4) Anggota dewan kehormatan terdiri dari semua Pemimpin regu

c. Dewan Kehormatan Penegak, terdiri atas

1) Ketua di pegang oleh PRADANA

2) Wakil ketua, Sekretaris, dan anggota adalah para pemimpin Sangga dan wakil Pemimpin Sangga.

(3) Pembina dan para pembantu Pramuka Penegak sebagai penasehat dan pengarah.

d. Dewan Kehormatan Pandega, terdiri atas :

1) Ketua di pegang oleh ketua Racana

2) Wakil ketua, sekretaris, bendahara dan anggota adalah para anggota Rancana yang sudah di lantik

3) Pembina Pramuka Pandega sebagai penasehat & pengarah



6. Dalam Gerakan Pramuka disamping kita dapati Dewan Satuan Pramuka terdapat pula Dewan Kerja Penegak Pandega, sebagai berikut :

a. Dewan Kerja Pramuka Penegak Pandega Ranting (DKR) berkedudukan di Kwartir Ranting.

b. Dewan Kerja Pramuka Penegak Pandega Cabang (DKC) berkedudukan di Kwartir Cabang.

c. Dewan Kerja Pramuka Penegak Pandega Daerah (DKD) berkedudukan di Kwartir Daerah.

d. Dewan Kerja Pramuka Panegak Pandega Nasional (DKN) berkedudukan di Kwartir Nasional.

7. Dewan Kerja dalam Gerakan Pramuka adalah badan kelengkapan Kwartir berfungsi sebagai wahana kaderisasi kepemimpinan, dan bertugas mengelola Pramuka Penegak dan Pandega.

8. Dewan Kerja Pramuka Penegak Pandega dipilih oleh musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri Putera (MUSPANITERA) ditingkat masing - masing yang kemudian disahkan oleh Kwartir.

9. Dewan Kerja Pramuka Penegak Pandega :

a. Susunan Dewan Kerja

1) Ketua

2) Wakil ketua

3) Sekretaris I dan Sekretaris II

4) Bendahara

5) Beberapa anggota

b. Apabila Ketua Dewan Kerja tersebut terpilih seorang putera, maka harus dipilih seorang puteri sebagai wakil ketua, atau sebaliknya.

c. Ketua dan Wakil Ketua Dewan Kerja, adalah ex officio anggota Kwartir sebagai andalan.

III. PENUTUP

Keberadaan Dewan Satuan Pramuka, Dewan Kehormatan Satuan, dan Dewan Kerja, mentengarai bahwa peserta didik pada proses pendidikan dalam Gerakan Pramuka berperan sebagai subyek pendidikan.



KEPUSTAKAAN

1. AD & ART GERAKAN PRAMUKA (Kepres No. 34 Th. 1999 dan Kep Ka. Kwarnas No. 107 Th 1999), Kwarnas. Jakarta, 1999.

2. PETUNJUK PENYELENGGARAAN GUGUS DEPAN PRAMUKA (137 Th 1990) Kwarnas. Jakarta, 1990.

3. PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA (PP 118 Th. 1977) Kwarnas. Jakarta, 1977.

4. PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PENEGAK PANDEGA PUTERA & PUTERI (PP 106 Th 1980). Kwarnas. Jakarta, 1980

5. SCOUTING : AN EDUCATIONAL SYSTEM, The Team System. WSB JENEVA.




MATERI IV
DASAR – DASAR MANAGEMENT


PENDAHULUAN

Organisasi didefinisikan sebagai suatu kumpulan orang – orang yang bekerja sama dalam sebuah pembagian kerja guna mencapai tujuan bersama tertentu. Seorang pakar management yang bernama Chester I Bernard berpendapat bahwa Organisasi – organisasi yang merupakan aktivitas – aktivitas terkoordinasi secara sadar dari sistem – sistem sosial atau teknikal antara dua orang atau lebih, harus di manage, agar dapat dicapai sasaran – sasaran untuk jangka waktu tertentu.



Dapat diambil kesimpulan bahwa management merupakan proses pencapaian, penggunaan dan pemanfaatan aneka macam sumber – sumber daya esensial, yang dapat membantu pencapaian sasaran – sasaran tertentu organisasi. Secara konseptual setidaknya ada empat langkah secara berurutan yang dinyatakan orang sebagai proses atau fungsi management yang akan dijelaskan berikut yang dikenal dengan singkatan POAC yaitu Planning, Organizing, Actuating, Controlling.



PROSES MANAGEMENT



1. Planning ( Perencanaan )

Pengertiannya adalah suatu proses dimana seorang atau kelompok memformulasikan serentetan tindakan untuk suatu kegiatan tertentu, dan ditujukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Terdapat tiga ciri aktivitas dari perencanaan yaitu :

o Pemikiran kemasa yang akan datang

o Pengambilan keputusan

o Orientasi pada tujuan

Manfaat dari sebuah perencanaan adalah :

- memberikan gambaran secara menyeluruh dari program / kegiatan yang akan dilaksanakan.

- memberikan arah dari pelaksanaan.

- memperkecil kesalahan / kekeliruan.

- mengkoordinir pelaksanaan.

- Membatasi ruang gerak dan waktu pelaksanaan.

Langkah – langkah dari perencanaan :

- What, adalah upaya mempertanyakan tujuan dan kegiatan yang akan dilaksanakan

- Why, proses mempertanyakan kembali mengapa atas What diambil

- When, tindakan mempertanyakan bilamana diselenggarakannya suatu kegiatan

- Where, tindakan mempertanyakan dimana tempat menyelenggarakannya suatu kegiatan

- Who, tindakan mempertanyakan siapa pelaksananya / human resources

- How, tindakan mempertanyakan kemudian merencanakan dan memutuskan bagaimana metode kerja, controlling, hubungan kerja struktural, biaya, pertanggungjawaban, penilaian.



2. Organizing ( Pengorganisasian )

Organizing berarti tindakan menetapkan hubaungan perlaku efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efektif dan mencapai kepuasan pribadi dalam hal melaksanakan tugas-tugas khusus dalam kondisi-kondisi lingkungan tertentu, dalam upaya mencapai tujuan atau sasaran tertentu.

3. Actuating ( Penggerakan )

Setelah rencana selesai disusun dan organisasi yang diperlukan dibentuk, begitu pula setelah jabatan-jabatan yang ada terisi, maka organisasi yang bersangkutan siap untuk digerakkan. Secara kiasan seakan-akan organisasi tersebut menunggu orang yang membunyikan lonceng untuk memulai aktivitas-aktivitasnya. Hal ini merupakan tanggung jawab dari seorang manajer/pemimpin dan dilaksanakan melalui fungsi memimpin/membina/mengarahkan aktivitasnya. Hal ini merupakan tanggung jawab dari seorang manajer/pemimpin dan dilaksanakan melalui fungsi memimpin/membina/mengarahkan.

4. Controlling ( Pengawasan )

Pengawasan merupakan suatu fungsi yang melengkapi lingkaran siklus management secara penuh. Ia merupakan suatu mekanisme pengendali yang mengkaitkan semua fungsi – fungsi yang mendahuluinya berupa : pengorganisasian – menempatkan anggota pada posisi – posisi yang ada dalam struktur organisasi – memimpin mereka ke arah tujuan perencanaan. Proses pengawasan menetapkan standar – standar dan kemudian mengukur hasil – hasil yang dicapai berdasarkannya. Tindakan perbaikan dilaksanakan apabila kesenjangan antara apa yang direncanakan dengan apa yang sesungguhnya terjadi dalam kenyataan terlampau besar. Pengawasan dapat dilaksanakan sebelum, sesudah atau pada tahap manapun dalam proses konversi yang berlangsung. Pengawasan kan menjadi sangat efektif apabila ditempatkan secara selektif pada titik – titik kritikal yang menentukan berhasil – gagalnya suatu aktivitas atau proses.



Proses pengawasan :

o tetapkan standar – standar unjuk kerja ( kinerja )

o ukurlah hasil unjuk kerja aktual

o bandingkanlah hasil unjuk kerja aktual dengan standar

o laksanakan tindakan – tindakan perbaikan / korektif

Sistem pengawasan :

- Feed Forward Control ( pengawasan pada saat masukan / awal )

- Concurrent Control ( pengawasan pada saat pekerjaan sedang berlangsung )

- Feed Back Control ( pengawasan pada saat kegiatan / operasi selesai dilaksanakan )

Metode Pengawasan :

- Observasi langsung

- Metode Statistikal

- Metode Laporan





MATERI V

ADMINISTRASI GUGUSDEPAN DAN SATUAN

Oleh: Kak. Fatwa Tajudin

Administrasi dalam arti sempit, adlah kegiatan yang menyangkut teknis ketatausahaan, seperti: surat menyurat, tulis menulis, pengetikan, pembukuan, arsip-arsip dsb.

Administrasi dalam arti luas adalah suatu proses kerjasama antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan.

Administrasi yang dibutuhkan sebagai sarana pembantu seperti, misalnya:

1. Buku Presentasi (Kehadiran)
No Nama Satuan H S I A Iuran Tabungan Paraf


2. Buku Iuran

3. Buku Tabungan (Bisa Disatukan Dengan Buku Hadir)

4. Buku Acara (Agenda) Latihan
No Kegiatan Waktu Tempat peserta Biaya Keterangan


5. Buku Catatan Rapat (Notulen Rapat)

Hari, Tanggal :

Waktu :

Pokok pembicaraan..................................................................................... :

Pencatat :
No Permasalahan Pemecahan Keterangan


6. Buku Inventaris (Perbendaharaan Benda / Peralatan)
No Barang Klasifikasi Jumlah Keadaan Sumber ket


7. Buku Catatan Peristiwa / Kegiatan Penting (Log)
No Tanggal Catatan Keterangan


8. Buku Kas Keuangan (Pemasukan dan Pengeluaran)

1. Buku kas besar
2. Buku kas kecil

No Tanggal Jenis Pengeluaran No Bukti Jumlah ket


9. Buku Catatan Pribadi (Tentang Anggota Yang Biasanya Dipegang oleh Pembina)

10. Buku Upacara Pelantikan

11. Buku dapta Istiadat Pasukandan Buku Renungan

12. Buku Tamu
No Hari / Tanggal Waktu Nama Jabatan Tujuan Alamat Ttd


13. Buku Ekspedisi (Keluar Masuk Surat)
No No surat Tanggal Surat Perihal Tujuan Paraf Ket




Untuk lebih lengkapnya, perlu di lengkapi dengan peralatan latihan seperti di bawah ini :

1. Tiang bendera dan perlengkapannya.
2. Bendera merah putih, bendera kepanduan sedunia, bendera gerakan PRAMUKA.
3. Teks Panasila, Pembukaan UUD 1945 dan Dasa Dharma.
4. Buku renungan.
5. Tenda dan perlengkapannya.
6. Alat-alat masak.
7. Kompas dan Peta-peta.
8. Alat-alat berkebun.
9. Alat-alat untuk membuat hasta karya.
10. Alat-alat untuk melukis, kesenian dan olah raga.
11. Tongkat dan tali.
12. Alat P3K dan Kesehatan.
13. Buku-buku bacaan bermutu.
14. Alat-alat peraga untuk latihan.
15. Dsb.

Kamis, 01 Juli 2010

Wajah - wajah Dewan Ambalan 2009/2010


Pradana Pangeran Geusan Ulun



Pradana Dayang Sumbi



Juru Adat Pangeran Geusan Ulun



Juru Adat Dayang Sumbi



Sekretaris 1



Sekretaris 2



Bendahara 1



Bendahara 2

TEKNIK PERSIDANGAN

TEKNIK PERSIDANGAN
Oleh: Ajid, S.Ag.

Jenis-Jenis Ketukan dalam Persidangan/Rapat dan Pengertian Serta Kegunaannya:
Ketukan 1 (satu) kali:
a. Untuk menskor atau membuka kemali persidangan.
b. Memberi perhatian pada presidium sidang baik perorangan maupun banyak.
c. Untuk mengambil keputusan sementara.
Ketukan 2 (dua) kali:
a. Untuk menskor siang selama 2 x 15 atau 2 x 30
b. Membuka persidangan kembali atau mencabut skorsing.
Ketukan 3 (tiga) kali:
a. Pembukaan
b. Penutupan persidangan
c. Mengambil kepuutusan terakhir.
Macam-Macam Persidangan
1. Sidang ditinjau dari peserta siding
a. Sidang pleno
b. Sidang komisi
c. Sidang sub komisi
2. Sidang ditinjau dari segi keputusan
a. Kongres (muktamar)
b. Musyawarah
c. Konferensi
d. Rapat anggota
3. Sidang ditinjau dari yang mengikuti persidangan
a. Rapat presidium
b. Rapat BHP
c. Rapat pleno
d. Rapat bagian (seksi)
Unsur-Unsur Persidangan
a. Ruang siding/tempat siding
b. Waktu siding
c. Perlengkapan sidang
d. Peserta sidang
e. Pimpinan sidang
f. Acara sidang
g. Sekretaris sidang
h. Kesimpulan sidang.
Tugas Dan Kewajiban Pimpinan Sidang
a. Mengarahkan untuk menyelesaikan masalah
b. Memeinta persetujuan peserta sidang dalam menyusun acara dan tata tertib sidang.
c. Menjelaskan masalah yang akan dibahas
d. Menjaga kelancaran dan ketertiban sidang
e. Memberi masalah, menyalurkan dan mengarahkan.
f. Menyimpulkan hasil-hasil pembicaraan dan menjelaskan kembali.
g. Mengusahakan agar mendapat kesepakatan dan keputusan.
Syarat-Syarat Pimpinan Sidang
a. Mempunyai jiwa leadership
b. Mempunyai pengetahuan yang luas
c. Mengetahui seluk beluk persidangan
d. Mempunyai pengalaman
e. Bijaksana dan tanggung jawab
Sikap Pimpinan Sidang
a. Sopan dan hormat
b. Mempunyai vitalitas yang tinggi
c. Disipilin dan sabar
d. Menghargai tanggapan dan pendapat orang lain
e. Bersikap adil terhadap semua peserta sidang
f. Simpatik dan menarik
Sebab-Sebab Menjadi Pimpinan Sidang
a. Dipilih oleh peserta sidang
b. Dikarenakan jabatan dan kedudukan
c. Ditunjuk oleh atasannya
d. Diminta spontan oleh peserta sidang
Tata Tertib Sidang
a. Hak-hak peserta sidang (persidangan)
b. Pengaturan hak bicara dan hak suara
c. Peraturan-peraturan pimpinan sidang dan hak pimpinan sidang
d. Peraturan mengenai pimpinan sidang
e. Dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan.
Tugas Sekretaris Sidang (Notulen)
Mencatat jalanya persidangan serta segala hal yang terjadi dalam persidangan.

Istilah-Istilah Persidangan
a. Schorsing : Menghentikan jalannya persidangan untuk sementara waktu, guna menyegarkan
suasana sidang (istirahat) maksimal 2 x 24 jam.
b. Lobbying : Menghentikan jalannya sidangan/persidangan dalam waktu singkat untuk
Mengadakan persesuaian faham guna menari kesepakatan yang tidak diambil
dalam ruang sidang.
c. Interupsi : Memotong pembicaraan orang lain dalam persidangan terhadap peserta lain.
Adapun jenis-jenis interupsi sebagai berikut:
a. Point of Order, yaitu memotong pembicaraan yang berhubungan dengan masalah yang sedang dibicarakan.
b. Point of Information, yaitu memotong pembicaraan untuk menyampaikan suatu informasi.
c. Point of Clarification, yaitu memotong pembicaraan untuk memberikan penjelasan mengenai suatu masalah yang sedang dibicarakan.
d. Point of Personal Previlage, yaitu memotong pembicaraan untuk menyampaikan pembelaan pribadi.

Selasa, 08 Juni 2010

Foto ALumni Pada Narsis


















10 Pribadi yang disukai

10 Kualitas Pribadi yang Disukai
1. Ketulusan
Menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai, karena yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi. Orang yang tulus selalu mengatakan kebenaran, tidak suka mengada-ada, pura-pura, mencari-cari alasan atau memutarbalikkan fakta. Prinsipnya “Ya diatas Ya dan Tidak diatas Tidak”. Tentu akan lebih ideal bila ketulusan yang selembut merpati itu diimbangi dengan kecerdikan seekor ular. Dengan begitu ketulusan tidak menjadi keluguan yang bisa merugikan diri sendiri.
2. Berbeda dengan rendah diri yang merupakan kelemahan, kerendahan hati justru mengungkapkan kekuatan.
Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap rendah hati. Ia seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk.Orang yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain.Ia bisa membuat orang yang diatasnya merasa oke dan membuat orang yang dibawahnya tidak merasa minder.
3. Kesetiaan
Sudah menjadi barang langka dan sangat tinggi harganya.Orang yang setia selalu bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janjinya, mempunyai komitmen yang kuat, rela berkorban dan tidak suka berkhianat.
4. Orang yang bersikap positif
Selalu berusaha melihat segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun. Dia lebih suka membicarakan kebaikan daripada keputusasaan, lebih suka mencari solusi. Dia selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam, dsb.
5. Karena tidak semua orang dikaruniai temperamen ceria, maka keceriaan tidak harus diartikan ekspresi wajah dan tubuh, tapi sikap hati.
Orang yang ceria adalah orang yang bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh dan selalu berusaha meraih kegembiraan. Dia bisa mentertawakan situasi orang lain, juga dirinya sendiri. Dia punya potensi untuk menghibur dan mendorong semangat orang lain.
6. Orang yang bertanggung jawab
akan melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya. Ketika mengalami kegagalan, dia tidak akan mencari kambing hitam untuk disalahkan, bahkan kalau dia merasa kecewa dan sakit hati, dia tidak akan menyalahkan siapapun. Dia menyadari bahwa dirinya sendirilah yang bertanggung jawab atas apapun yang dialami dan dirasakannya.
7. Rasa percaya diri
memungkinkan seseorang menerima dirinya sebagaimana adanya, menghargai dirinya dan menghargai orang lain. Orang yang percaya diri mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru.
Dia tahu apa yang harus dilakukannya dan melakukannya dengan baik.
8. Kebesaran jiwa
dapat dilihat dari kemampuan seseorang memaafkan orang lain. Orang yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci dan permusuhan. Ketika menghadapi masa-masa sukar dia tetap tegar, tidak membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan.
9. Orang-orang yang “Easy Going” menganggap hidup ini ringan.
Dia tidak suka membesar-besarkan masalah kecil. Bahkan berusaha mengecilkan masalah-masalah besar. Dia tidak suka mengungkit masa lalu dan tidak mau khawatir dengan masa depan. Dia tidak mau pusing dan stress dengan masalah-masalah yang berada diluar kontrolnya.
10. Empati
adalah sifat yang sangat mengagumkan. Orang yang berempati bukan saja pendengar yang baik, tapi juga bisa menempatkan diri pada posisi orang lain. Ketika terjadi konflik dia selalu mencari jalan keluar terbaik bagi kedua belah pihak, tidak suka memaksakan pendapat dan kehendaknya sendiri. Dia selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain.

Pengirim : Kak Fatwa
Sumber : KARTU PINTAR produksi VISI VICTORY, Bandung

Menggali Potensi

Menggali Potensi
Kamu pasti sering mendengar istilah kata “potensi”. Tahukah kamu apa artinya ? Potensi adalah kemauan terpendam yang dimiliki seseorang karena kemampuan itu masih ‘terpendam’, maka seseorang harus berusaha menggalinya agar kelihatan. Lalu bagaimana menggali potensi ? antara lain melalui :
1. Mengenal diri sendiri.
Buatlah daftar untuk pertanyaan untuk diri sendiri apa yang membuat saya bahagia ?, apa saja kelebihan dan kelemahan saya? Apa sebenarnya minat dan bakat saya ?
Jawablah pertanyaan pertanyaan tersebut dengan sejujurnya, kalau perlu minta bantuan keluargamu atau sahabat untuk menilai kelebihan. Kelemahan, minat dan bakat kamu.

2. Kenali Motivasi Hidup.
Setiap orang memiliki motivasi ( dorongan dari dalam diri sendiri ) untuk mencapai tujuan hidupnya. Cobalah mengenal apa motivasi hidup kamu. Misalnya apa yang bisa memacu semangat kamu untuk melakukan hal hal terbaik dalam hidupmu ? Dengan begitu kamu memiliki kekuatan dan dukungan dari dalam diri sendiri untuki menghasilkan karya dan prestasi yang terbaik.
3. Jangan Mengadili Diri.
Mungkin kamu telah berusaha melakukan segala daya untuk mencapai suatu tujua. Tetapi ternyata mengalami kegagalan. Jangan terlalu menyesali dan mengadili kesalahan diri sendiri. Hal ini hanya akan membuang-buang waktu dan energ. Lebih baik waktu dab energi kamu manfaatkan untuk bangkit kembali. Jadikan kegagalan sebagai pengalaman dan pelajaran berharga untuk mencapai keberhasilan yang tertunda.
Selamat menggali potensi diri sendiri........


By. Kak Fatwa

MANAJEMEN KONFLIK

MANAJEMEN KONFLIK

Merasa frustasi? Marah? Mudah emosi? Kita pasti pernah mengalaminya suatu waktu.
Yang menjadi permasalahan di sini adalah dapatkah kita mengontrol diri saat tertimpa masalah? Salah satu jalan untuk dapat “deal” dengan rasa marah adalah dengan mendinginkan pikiran. Saat menerima sesuatu yang membuat diri kita merasa sangat marah dan emosi berlebihan, usahakan untuk menstop perasaan tersebut, tenangkan diri, dan pikirkan setiap perkataan ataupun tindakan agar tidak menyesal belakangan. Ekspresikan apa yang mengganggu dan mengapa hal tersebut membuat kita merasa sangat marah.
Dengarkan dengan seksama apa yang orang lain katakan
Tentukan pilihan penyelesaian konflik tanpa adanya perkelahian dan menghindar.
Jika merasa tidak mampu menyelesaikan sendiri carilah bantuan.
Berbicara dengan orang tua dan orang dewasa
Apakah kalian pernah mencoba melakukan hal ini, namun tidak mendapatkan hal yang kalian harapkan dari orang dewasa? Tenang.. Jangan emosi dulu. Mungkin hal ini disebabkan oleh cara komunikasi kalian yang kurang tepat.
Nah, coba deh gunakan tips berikut ini untuk meningkatkan komunikasi kalian dengan orang dewasa.
Jujurlah dengan perasaan kalian. Orang tua atau wali kalian bisa menjadi sumber dukungan ataupun saran. Akan tetapi mereka tidak mengerti apa yang ada dalam pikiran kalian jika kalian tidak mengungkapkannya.
Jika kalian merasa sedih, jangan dengan segera berada pada sisi defensif. Jika kalian memulai dengan emosi maka kalian tidak akan bias mengekspresikan perasaan kalian.
Kunci dalam membentuk persahabatan yang baik
Terkadang perasaan pada saat kita merasa stres dan memiliki tekanan, akan membantu kita untuk mengetahui apakah teman kita ada untuk kita. Teman yang baik dapat diumpamakan seperti lem yang saling berpegangan dan berbagi sesuatu bersama dalam hidup kita. Selamat ya bagi kalian yang telah memiliki teman yang baik. Namun jika belum, coba deh ikuti tips di bawah ini untuk menemukan teman ”sejati”.
Carilah orang yang memiliki hobi yang sama dengan kalian. Akan tetapi jangan mengeksklusi orang dengan hobi yang berbeda. Keep open mind.
Jika kalian menghargai orang lain, maka orang lain akan menghargai kalian.
Terimalah bahwa setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan.
Meskipun teman baik tapi tentu tak kan ada selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu. Kembangkan minat lain dan janganlah iri bila teman kalian memiliki minat lain juga.
Teman kalian tidak dapat membaca pikiran kalian, jadi katakan padanya jika ada sesuatu yang mengganjal.
Jadilah orang yang dapat menjadi tempat bertukar pikiran secara timbale balik dan kalian harus ada memberikan dukungan pada saat teman kalian menemui masalah.
Dukunglah teman kalian. Tidak masalah jika tidak setuju terhadap apa yang telah mereka lakukan. Tapi jangan bercerita tentang kejelekan teman dari belakang.
Pilihlah kata-kata kalian dengan bijak, karena tidak dapat kalian tarik kembali.

Saat teman kalian mencoba mencari sesuatu yang baru, kalian mungkin merasa kesepian dan mungkin suatu saat teman kalian tidak bisa ada di saat kalian memerlukannya. Jika kalian merasa tidak mampu menghadapi situasi tersebut kalian perlu mengembangkan ruang lingkup pertemanan kalian. Kalian harus menghargai diri kalian dan orang lain dengan mulai membuka diri dan mau bergaul dengan orang lain. Ok guys?

( Disadur dari buku RemajaSehat dot CoM )

PERANGKAT AMBALAN/RACANA

PERANGKAT AMBALAN/RACANA


I. PENGERTIAN DASAR

1. Kehidupan dalam Ambalan/Racana merupakan suatu persaudaraan hidup diluar dan bakti (a brotherhoodin the open air and service). Persaudaraan ini merupakan persaudaraan yang menyenangkan dan riang gembira atau (jolly brotherhood). Suatu persaudaraan yang kenal dan dinamis yang warganya saling Bantu dalam hidup sehari-hari serta menegakan citra Penegak/Pandega dan Pramuka Indonesia.
2. Sepeti juga dalam pergaulan di masyarakat, terdapat ketentuan-ketentuan tertentu yang harus dipatuhi oleh masyarakat tersebut. Hal ini kita sebut sebagai Adat.
3. Adanya Adat Ambalan/Racana dimaksudkan untuk memberi bobot dan mewarnai kehidupan Ambalan/Racana. Adat ini bersumber pada Tri Satya dan Dasa Dharma diperkaya oleh adat istiadat dan sopan santu/tata krama setempat.
4. Adat Ambalan/Racana merupakan alat pendidikan dalam Ambalan/Racana, dalam rangka menumbuhkan perilaku yang positif bagi warga Ambalan/Racana. Oleh karena itu dalam penerapannya, tidak terlepas dan berkaitan dengan proses pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega.


II. PENGEMBANGAN ADAT AMBALAN/RACANA

1. Adat Ambalan/Racana berlaku bagi warga Ambalan/Racana tersebut. Setelah disepakati isinya, maka disampaikan secara berganting dari generasi ke generasi, dan mengikat bagi seluruh anggotanya.
2. Adat seperti di masyarakat sifatnya tidak tertulis dan menjadi ciri khas dari Ambalan/Racana tersebut. Tentu saja dapat berubah dan berkembang bersama zaman. Musyawarah Ambalan/Racana merupakan forum yang berwenang merubah Adat Ambalan/Racana.
3. Juru Adat/Pemangku Adat merupakan anggota Ambalan/Racana yang berkewajiban mengawasi dan memelihara kehidupan dan pelaksanaan adat. Biasanya dipilih warga Ambalan/Racana yang tertua dan sudah dilantik.
4. Dalam pengembangan Adat Ambalan/Racana perlu diperhatikan :
a. Adat tidak boleh bertentangan dengan ketentuan yang ada dalam Gerakan Pramuka.
b. Ada harus selaras dengan sistem nilai masyarakat.
c. Adat harus mengandung nilai-nilai pendidikan.
d. Adat tidak mengarah pada timbulnya kelompok-kelompok ekslusuf dan tidan sehat.
e. Adat timbul dan berkembang berdasarkan aspirasi, cipta rasa dan karsa para Penegak/Pandega itu sendiri.
5. Jika terjadi terhadap pelanggaran Adat Ambalan/Racana maka sangsi yang diberikan harus bersifat positif dan mendidik. Hendaknya dihindarkan tindakan yang semata-mata menghukum anggota Ambalan/Racana tersebut.


III. PERANGKAT PERLENGKAPAN AMBALAN/RACANA

1. Nama Ambalan/Racana
a. Nama Ambalan/Racana merupakan gambaran cita yang diharapkan dapat diwujudkan warganya dan menjadi identitas yang khas dari Ambalan/Racana.
b. Nama Ambalan/Racana diambil dari nama pahlawan tokoh yang menyiratkan jiwa kepahlawanan (tokok wayang atau legenda) atau nama yang menggambarkan kepahlawanan, kesatria dan keagungan. Pilihan nama disesuaikan dengan karakteristik Putera/Puteri yang berbeda.
2. Amsal Ambalan/Racana
a. Amsal adalah semboyan yang menggambarkan kehendak, cita-cita dan semangat warga Ambalan/Racana dalam berbakti dan berkarya.
b. Amsal umumnya dirumuskan dalam bentuk untaian kata mutiara yang sering menggunakan bahasa Sansekerta.
Contoh :
- Ksatria Usadhatama (Amsal Pramuka Penegak dan Pandega Kota Bandung), yang berarti sifat ksatria yang mengutamakan usaha.
- Aditya Ambah Buana (Amsal Pramuka Penegak dan Pandega Jawa Barat), yang berarti Ksatria yang cinta dan menguasai alam semesta yang diciptakan Tuhan Yang Maha Esa.



3. Sandi Ambalan/Racana
a. Sandi merupakan pedoman tingkah laku dan gambaran watak yang diinginkan sebagai penjabaran Dasa Dharma. Ada penekanan terhadap hal-hal tertentu sesuai dengan semangat Ambalan/Racana yang tercermin dalam nama Ambalan/Racana.
b. Sandi Ambalan/Racana biasanya disusun dalam bentuk sajak.
c. Sandi dibacakan dalam penyelenggaraan kegiatan Ambalan/Racana misal dalam upacara pembukaan/penutupan latihan, upacara pelantikan dan sebagainya.
d. Sikap pada saat membaca sandi yang pokok adalah berdiri tegak. Untuk putera, lazimnya dengan menundukan kepala seraya tangan kanan diletakkan diatas dada kiri (di atas jantung). Sedang puteri lebih feminim, dengan bersedekap (kedua tangan dilipat di dada). Tentu saja, setiap Ambalan/Racana dapat menentukan sikapnya masing-masing.
e. Setelah pembacaan sandi, perlu adanya tindakan yang dapat memperkuat apa yang terdapat dalam kata-kata sandi. Untuk putera misalnya dengan menancapkan kapak pada balok kayu, keris dihunus dari sarungnya, golok ditancapkan di meja dan sebagainya. Untuk puteri, misalnya dengan melepaskan anak panah ke lingkaran yang telah dibagi dalam 10 segmen bagian. Tiap bagian berisi satu butir Dasa Dharma. Dharma pada segmen yang ditancapi anak panah merupakan pedoman tingkah laku yang utama, hingga pertemuan berikutnya. Atau dapat pula dengan mengucapkan kata-kata tertentu bersama-sama, misalnya : “ikhlas-bakti-suci”, dan sebagainya.

4. Lambang Ambalan/Racana
a. Lambang merupakan tanda pengenal persaudaraan bakti Ambalan/Racana yang bersangkutan, yang menyerahkan cita yang terkandung dalam nama Ambalan/Rcana tersebut.
Misalnya : Ambalan Ganesa, mempunyai figur “Dewa Ganesa”, Ambalan Padmanaba (yang berarti teratai merah), mempunyai lambang “teratai merah yang sedang mekar”, dan sebaginya.
b. Lambang Ambalan/Racan diterapkan dalam 3 (tiga) bentuk :
1. Bade Ambalan/Racana
Dikenakan pada seragam Pramuka di lengan kiri, di bawah tanda Sangga/Reka.
2. Panji dan Bendera
Lambang dilukiskan dalam bendera atau panji, dengan bentuk tertentu, sebagai kibaran cita Ambalan/Racana tersebut. Panji biasanya digunakan di dalam ruangan, sedangkan bendera digunakan di luar ruangan.
3. Lencana Ambalan/Racana
Penggunaan lencana ini mulai lajim digunakan sejak tahun 1980-an. Penggunaan lencana ini hanya digunakan, dibenarkan bila dikenakan bukan pada seragam pramuka.
c. Penggunaan lambang ini diatur dengan kriteria terntentu, baik cara memakai, memiliki atau cara merawat. Lajimnya, setelah diterima sebagai calon Penegak atau Pandega, baru yang bersangkutan diberi hak menggunakan “Badge” Ambalan/Racana.

5. Pusaka Ambalan/Racana
a. Pusaka Ambalan/Racana merupakan alat pemersatu warga Ambalan/Racan. Dalam penggunaannya, hendaknya dihindarkan dari sikap mengkeramatkan. Pusaka ini juga merupakan perlambang semangat persaudaraan bakti dan hanya dikeluarkan pada saat-saat upacara.
b. Penentuan pusaka hendaknya disesuaikan dengan nama “Pahlawan” yang menjadi nama Ambalan/Racana atau yang sesuai dengan tradisi setempat.
c. Dibeberapa Ambalan/Racana, Penegak/Pandega yang telah dilantik diperkenankan menggunakan/memiliki duplikat pusaka Ambalan/Racana.
Misal : Ambalan Diponegoro, berpusaka keris, Ambalan Srikandi berpusaka Cundrik (keris kecil untuk wanita).
d. Penggunaan dan penyimpanan pusaka Ambalan/Racana menjadi tuga dan kewenangan Juru Adat/Pemangku Adat.


IV. PENERAPAN ADAT LAINNYA

1. Pergaulan antar anggota Ambalan/Racan misalnya :
a. Salam yang khas bila bertemu antar anggota Ambalan/Racana
b. Tata cara makan
c. Sikap terhadap sesama anggota, sesama Pramuka, orang lain.
d. Kebisaan positif seperti tidak merokok, tidak beli rokok, tidak minum kopi, tidak minum-minuman keras, obat terlarang dan lain sebagainya.
e. Kewajiban para Penegak Bantara untuk menjadi pendamping calon Penegak.



2. Perubadan setiap masa dalam kepenegakan/kepandegaan
a. Sebelum diterima menjadi calon Penegak telah aktif mengikuti latihan sebanyak 7 (tujuh) kali.
b. Pada masa calon harus pernah melakukan pengembaraan dan membaca buku “Memandu untu Pramuka dan mengembara menuju Bahagia”.
c. Sebelum dilantik Penegak Bantara, harus pernah menjalani renungan jiwa.
d. Sebelum dilantik Penegak Laksana, harus berpuasa dulu selama 3 (tiga) hari menurut agamanya masing-masing.
e. Setelah selesai SKU dan akan menjalankan renungan jiwa, melaksanakan kewajiban dan menghindari larangan/pantangan Ambalan/Racana, misal :
1. untuk masa 3 (tiga) minggu tertentu tidak boleh keluyuran malam,
2. meningkatkan kegiatan sosial,
3. berpatangan makan/minum makanan dan minuman yang merangsang,
4. dan tidak menggunakan kendaraan bermotor pribadi.

3. Upacara-upacara Ambalan/Racana
a. Penerapan adat dalam upacara pembukaan/penutupan telah dikupas di depan.
b. Peletakan pusaka dan panji Ambalan/Racana dalam ruangan diatur dalam adat.
c. Bila memasuki ruangan tempat upacara, dengan mengucapkan kata tertentu atau ketukan sebagai kode tertentu.
d. Kewajiban bersuci sebelum dilantik sebagai Penegak/Pandega Bantara/Laksana/Pandega.
e. Penyerahan Bendera Merah Putih dan Bambu Runcing pada saat Pelantikan Penegak Laksana.

4. Tata Persaudaraan Bakti dalam kegiatan
a. Tata cara berdoa
b. Kegiatan bakti Ambalan
c. Atribut khas Ambalan, seperti : ring kacu, potongan rambut dan lain sebagainya.


V. PENUTUP

Demikianlah uraian mengenai adat Ambalan/Racana selebihnya mengenai adat ini, tiap Ambalan/Racan dapat menyesuaikan dengan keadaan dan tempat.


By. Kak Fatwa

Tata Upacara

TATA UPACARA


I. PENGERTIAN

Upacara adalah serangkaian perbuatan yang ditata dalam suatu ketentuan, peraturan yang wajib dilaksanakan dengan khidmat, sehingga merupakan kegiatan yang teratur dan tertib, untuk membentuk suatu tradisi dan budi pekerti yang baik.

Maka untuk itu Kwartir Nasional Gerakan Pramuka telah mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 178 tahun 1978, tentang Petunjuk Penyelenggaraan Upacara di dalam Gerakan Pramuka.

Jenis-jenis upacara adalah sebagai berikut :
1. Upacara Umum, yaitu upacara yang dilakukan untuk kegiatan tertentu dengan menggunakan peraturan yang berlaku secara umum.
2. Upacara Pembukaan Latihan dan Upacara Penutupan Latihan, yaitu ucapara yang dilakukan dalam rangka melaksanakan usaha memulai dan mengakhiri suatu pertemuan di lingkungan Gerakan Pramuka.
3. Upacara Pelantikan, yaitu :
a. Upacara yang dilakukan dalam rangka peresmian seorang calon menjadi anggota Gerakan Pramuka, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Upacara yang dilakukan dalam rangka pengangkatan pemegang jabatan tertentu dalam satuan.
4. Upacara Kenaikan Tingkat, yaitu upacara yang dilakukan dalam rangka pengesahan kenaikan tingkat kecakapan umum yang dicapai oleh seorang anggota Gerakan Pramuka sesuai dengan syarat kecakapan umum yang berlaku.
5. Upacara Pindah Golongan, yaitu upacara yang dilakukan dalam rangka pemindahan anggota dari suatu golongan ke golongan lain yang lebih tinggi dalam usia sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
6. Upacara Meninggalkan Ambalan/Racana, yaitu upacara yang dilakukan dalam rangka mengantar Pramuka Penegak/Pandega untuk terjun ke masyarakat dan berbakti secara langsung sesuai bidangnya.

Pembina upacara ialah pembina dalam upacara yang menerima penghormatan, mengesahkan pelaksanaan upacara dan merupakan pimpinan tertinggi dalam upacara itu.

Pengaturan upacara (protokol) ialah petugas yang menyusun dan mengatur pelaksanaan tertib acara dalam upacara, yang berkewajiban mengendallikan jalannya upacara.

Pembawa acara ialah petugas yang membaca tertib acara dalam suatu upacara.

Pemimpin upacara ialah petugas yang memimpin barisan peserta upacara.

Peserta upacara ialah satuan-satuan yang berada di bawah pimpinan pemimpin upacara.

Petugas upacara ialah orang-orang yang menunaikan tugas tertentu dalam suatu upacara, misalnya pengibar bendera, pembaca Dasa Dharma, pemimpin lagu dan yang lainnya.


II. POKOK-POKOK UPACARA GERAKAN PRAMUKA

Semua upacara dalam Gerakan Pramuka mengandung unsur-unsur pokok sebagai berikut :
1. Bentuk barisan yang digunakan oleh peserta upacara selalu disesuaikan dengan perkembangan jiwa peserta didik.
a. Bentuk barisan upacara di satuan Pramuka Siaga adalah lingkaran, karena perhatian dan perkembangan jiwanya masih terpusat pada orang tua/pembina.
b. Bentuk barisan di satuan Pramuka penggalang adalah bentuk angkare, karena perhatian dan perkembangan jiwanya telah mulai terbuka.
c. Bentuk barisan di satuan Pramuka Penegak dan Pandega adalah bersaf, karena perhatian dan perkembangan jiwanya sudah terbuka luas.
d. Jika peserta upacara itu terdiri dari dua golongan atau lebih, maka bentuk barisan yang digunakan ditentukan oleh pimpinan upacara atau pengatur upacara sesuai dengan keadaan tempat.




2. Penghormatan kepada Bendera Merah Putih dilakukan :
a. Pada waktu pengibaran dan penurunan (penyimpanan) Sang Merah Putih
b. Pada waktu Sang Merah Putih di bawa masuk atau keluar ruang upacara

3. Pembacaan kode kehormatan dalam bentuk ketentuan moral budi pekerti :
a. untuk Pramuka Siaga, adalah Dwi Dharma
b. Untuk Pramuka Penggalang, Penegak dan Pandega, adalah Dasa Dharma

4. Pada waktu pembacaan Dwi Dharma atau Dasa Dharma, para Pramuka tidak melakukan penghormatan, tetapi penghormatan dilakukan saat pengucapan Dwi Satya atau Tri Satya.
Kewajiban berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa (dengan menundukan kepala), agar selalu mendapat rakhmat dan hidayah dalam segala kegiatan.

5. Rangkaian seluruh upacara dilakukan dalam suasana khidmat dan bersungguh-sungguh.

Pokok-pokok upacara, yaitu :
1. Pada upacara diluar Gerakan Pramuka pelaksanaanya disesuaikan dengan ketentuan dan peraturan yang disusun oleh penyelenggaranya.
2. Pelaksanaan upacara dalam Gerakan Pramuka harus ada :
a. Pengibaran Sang Merah Putih
b. Pembacaan Pancasila
c. Pembacaan Kode Kehormatan
d. Doa

Jenis upacara, yaitu :
1. Macam upacara dalam Gerakan Pramuka :
b. Upacara Umum
c. Upacara Pembukaan/Penutupan Latihan
d. Upacara Pelantikan
e. Upacara Kenaikan
f. Upacara Pindah Golongan
g. Upacara Meninggalkan Ambalan/Racana

2. Tempat upacara adalah :
a. Di dalam ruangan
b. Di luar ruangan/di lapangan


III. UPACARA UMUM DALAM GERAKAN PRAMUKA

1. PETUGAS-PETUGAS UPACARA
Untuk melaksanakan tiap upacara ditentukan petugas-petugas upacara sebagai berikut :
a. Pembina Upacara
b. Pemimpin Upacara
c. Pengatur Upacara
d. Pembawa Acara
e. Pengibar Bendera
f. Petugas-petugas lainya

A. Pembina Upacara, berhak :
1. Menerima penghormatan dari peserta upacara yang dipimpin oleh Pemimpin upacara
2. Merubah dan mengesahkan rencana acara upacara uang diserasikan dengan situasi dan kondisi
3. Melaksanakan acara yang ditentukan.
4. Melimpahkan wewenang kepada Pembina upacara
B. Pemimpin Upacara, berwajiban :
1. Memimpin peserta upacara untuk memberi penghormatan kepada Pembina Upacara
2. Mengatur ketertiban peserta upacara
3. Mempertanggungjawabkan tugasnya kepada Pembina Upacara

C. Pengatur Upacara, berkewajiban :
1. Menyusun rencana pelaksanaan upacara serta mengendalikan jalannya upacara
2. Mengajukan rencana pelaksanaan upacara untuk mendapatkan pengesahan dari Pembina Upacara dan memberikan penjelasan seperlunya
3. Mempertanggungjawabkan tugasnya kepada Pembina Upacara



D. Pembawa Acara, berkewajiban
1. Membaca acara upacara
2. Dalam keadaan terpakasa dapat mengambil kebijaksanaan dengan persetujuan dari Pengatur Upacara
3. Mempertanggungjawabkan tugasnya kepada Pengatur Upacara

E. Pengibar Bendera, berkewajiban mengibarkan dan menurunkan bendera Sang
Merah Putih sesuai dengan ketentuan.
F. Petugas yang lainnya berkewajiban melaksanakan tugas-tugas yang tidak dikerjakan oleh petugas-petugas diatas.

2. UPACARA PENGIBARAN SANG MERAH PUTIH
Pedoman upacara pengibaran Bendera Sang Merah Putih :
1. Pasukan peserta upacara disiapkan oleh Pemimpin upacara
2. Pembina upacara menempatkan diri di tempat yang ditentukan
3. Penghormatan pasukan kepada Pembina upacara dipimpin oleh Pemimpin upacara
4. Laporan Pemimpin upacara kepada Pembina upacara bahwa uapacara siap dimulai
5. Petugas pengibar bendera Sang Merah Putih maju ke tiang bendera dan mengikatkan bendera dengan tali dan setelah bendera direntangkan, salah seorang petugas mengatakan “bendera siap”
6. Pemimpin upacara memberi aba-aba “Kepada Sang Merah Putih, hormat...grak” dan semua peserta upacara memberi hormat, sampai bendera tiba di puncak tiang
Pengibaran bendera itu dapat diiringi dengan lagu Indonesia Raya oleh korps musik atau kelompok vokal
7. Setalah bendera sampai di puncak, Pemimpin upacara menyerukan aba-aba “Tegak...grak”
8. Petugas bendera mengikatkan tali ke tiang bendera, kemudian mundur tiga langkah, memberi hormat kepada bendera dan kembali ke tempat semula
9. Mengheningkan cipta dan berdoa dipimpin oleh Pembina upacara
10. Pembacaan teks Pancasila
11. Amanat Pembina upacara
12. Laporan Pemimpin upacara kepada Pembina upacara bahwa pengibaran bendera telah selesai
13. Penghormatan pasukan kepada Pembina upacara dipimpin oleh Pemimpin upacara
14. Pasukan dibubarkan oleh Pemimpin upacara.

3. URUTAN UPACARA PENURUNAN/PENYIMPANAN SANG MERAH PUTIH
1. Pasukan upacara disiapkan oleh pimpinan upacara
2. Pemkbina upacara menempatkan diri ditempat yang ditentukan
3. Penghormatan pasukan kepada pembina upacara dipimpin oleh pemimpin upacara
4. Laporan pemimpin upacara kepada pembina upacara, bahwa upacara penurunan/penyimpanan sang merah putih siap dimulai
5. Petugas bendera maju ke tiang bendera dan memberi hormat kepada sang merah putih
6. Kemudian petugas melepas tali dan setelah selesai mengantarkan “bendera siap”
7. Pemimpin upacara menyerukan aba-aba “kepada sang merah putih hormat....grak” dan semua peserta upacara memberi hormat sampai bendera tiba dibatas bawah
8. Pemimpin upacara menyerukan aba-aba “tegak.....grak” kemudia petugas melepas dari tali, lalu melipasnya dan selanjutnya dibawa ketempat semula (tidak balik kanan)
9. Berdoa dipimpin oleh pembina upacara
10. Laporan pemimpin upacara kepada pembina upacara bahwa upacara penurunan/menyimpanan bendera telah selesai
11. Penghormatan pasukan kepada pembina upacara dipimpin oleh pemimpin upacara
12. Pembina upacara meninggalkan tempat upacara
13. Pasukan dibubarkan oleh pemimpin upacara

PENGGUNAAN BENDERA SETENGAH TIANG :
1. Dalam keadaan berkabung, sang merah putih dikibarkan setengah tiang dengan jalan menaikan kepuncak tiang dahulu, kemudian diturunkan sampai setengah tiang
2. Penurunan bendera yang dikibarkan setengah tiang dilakukan dengan menaikkannya ke puncak tiang dahulu ,kemudian diturrunkan.








Pelaksanaan Laporan Sebagai Berikut :

A . Peserta Upacara dalam keadan sikap sempurna.
B . Pemimpin Upacara maju menghadap pembina upacara,menghormat llalu menyampaikan laporan tentang keadaan peserta upacara.
C . Selesai laporan pemimpin Upacara tanpa menghormat,kembali ke tempat semula
D . Laporan penutup dilaksanakan oleh pemimpin upacara dengan maju menghadap pembina upacara,langung lapor tanpa menghormat terlebih dahulu. Selesai laporan memberi hormat, kemudian kembali ketempat semula.


Pelaksanaan Mengheningkan Cipta dan Berdoa :

a . Mengheningkan Cipta dan berdoa di pimpin oleh pembina Upacara dengan menundukan kepala dalam keadaan siap.
B . Tutrup kepala tetap dipakai
C . Sikapwaktu berdoa sesuai dengan ketentuan agama dan kepercayaan masin – masing .
D . Mengheningkan cipta dan berdoa dapat diiringi oleh korps musik /sangkakala /gendrang .
Jika dalam upacara penurunan/penyimpangan diadakan aubade ( Lagu – lagu sanjungan ) dan atraksi, lagu-lagu tersebut dinyanyikan sesudah pembina Upacara berada di mimbar lain.

Upacara di satuan Penegak


By. Kak Fatwa

S U R V I V A L

S U R V I V A L


P E N G E R T I A N
Survival berasal dari bahasa “SURVIVE” berarti mampu mempertahankan diri/ hidup lebih lama. Jadi survival berarti suatu teknik/ keterampilan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dialam terbuka dalam situasi yang buruk dan kritis sekalipun. Dalam keadaan demikian orang tersebut sudah dapat dikatakan masuk dalam kondisi survival. Sedangkan orang yang mengalami keadaan survival disebut “Survivor”
Untuk mengatasi keadaan survive, semuanya tergantung kepada :
1. Mental
2. Pengetahuan
3. Peralatan dari pada survivor itu sendiri
T U J U A N
a. menanamkan kesadaran dan tanggungjawab akan pentingnya keselamatan dalam kegiatan-kegiatan di alam bebas,
b. Mampu memperhitungkan dan mengatasi bahaya-bahaya yang mungkin terjadi di alam bebas, dengan seaman mungkin.
I. M E N T A L
Faktor mental kadang-kadang sering diabaikan, padahal tanpa keseimbangan mental fisik tidak berarti apa-apa. Untuk mengatasi faktor mental kita kenal sebuah kunci dari pada kata survival itu sendiri,yaitu :
S : Sadarilah sungguh-sunguh situasimu,
U : Untung-malang bergantung pada ketenaganmu,
R : Rasa takut dan panik harus dikuasai,
V : Vakum/ kosong isilah dengan segera,
I : Ingat dimana kamu berada,
V : Viva/vivere atau hidup, hargailah dia,
A : Adat-istiadat setempat patut ditiru,
L : Latihlah dirimu dan belajarlah selalu.
Dengan mengetahui dan memahami kunci tersebut maka segala tindakan yang akan kita ambil haruslah memakai akal sehat, walaupun keadaan kita dalam keadaan kritis/sulit. Selanjutnya perlu patokan untuk bertindak yang mengikuti hal-hal sebagai berikut :
1. Berpikir
2. Rencanakan selanjutnya
3. Perhitungkan dengan matang
4. Evaluasi sebelum dikerjakan
5. Bertindak/ kerjakan sesuai patokan/ pengetahuan

Faktor yang menyebabkan seseorang gagal dalam bersurvival :
a. Rasa kesunyian
b. Rasa putus asa atau perasaan sudah tidak ada harapan lagi
c. Rasa jemu terhadap lingkungan/ situasi
d. Kebutuhan jasmani seperti lapar, haus, dll, yang dapat menipu diri sendiri sehingga mental menjadi lemah.

II. P E N G E T A H U A N
Empat faktor utama dalam survival untuk melindungi diri dari panas,dingin,angin,hujan :
1. Perlindungan
2. Air
3. Makanan
4. Api
Karena khusus di gunung, dingin dan basah sudah cukup untuk membunuh manusia.
2.1. P e r l i n d u n g a n
Tujuan dibuatnya perlindungan untuk melindungi diri dari panas, dingin, hujan, dan angin bertujuan pula untuk melindungi diri dari ancaman binatang buas dan hal disekitanya, biasa dikenal dengan sebutan Bivoak/ bivak.


a. Bivak alam, menggunakan hal-hal yang tersedian dari alam itu sendiri, atau terdapat dari alam seadanya misal : Gua, pohon tumbang, akar dan daun atau ranting yang disusun.
b. Bivak buatan, perlindungan yang dibuat sengaja/yang telah dipersiapkan dan dibawa oleh survivor seperti : Tenda, ponco, fly sheet, hamock, de el el.
c. Bivak Gabungan, perlindungan yang mengunakan keduanya seperti, ranting yang diikat dengan menggunakan tali dan atap ditutupi dengan ponco dan daun-daunan.
Yang perlu di perhatikan dalam pembuatan bivak :
- Tidak ditempat yang mungkin banjir diwaktu hujan,
- Tidak dibawah pohon yang rapuh dan tua,
- Tidak digua yang tanahnya labil atau mudah longsor,
- Tidak bocor
- Pilih lokasi yang baik (dekat dengan sumber air, banyak tumbuhan untuk makan dan obat-obatan),
- Tidak dijalan setapak apa lagi tempat jalan ninatang buas. (ihhh … serem)

2.2. A i r
Dalam keadaan survival air adalah faktor yang sangat penting, lebih penting dari faktor lain. Tanpa air manusia mampu bertahan 3 sampai 5 hari (tanpa luka). Adapun kebutuhan air tersebut tergantung suhu dan aktivitas survivor.
Semakain banyak aktivitas/ makin tinggi suhu disekitar makin banyak pula kebutuhan tubuh akan air.
Dalam penggunaannya air dapat dibedakan menjadi :
Air yang bisa langsung diminum/ tanpa perlu dimurnikan dulu
- Air hujan
- Air dari tanaman rambat
- Air dari tanaman kantong semar
- Air dari lumut di daun-daunan lebar
- Air dari pohon bambu (terutama bambu muda)
Air yang perlu dimurnikan terlebih dulu
- Air sungai besar
- Air genangan
- Air dari hasil menggali pasir didaerah pantai (biasanya air sedikit payau)
- Air di daerah berbatu-batu/ kapur (dengan membongkar batu-batu)
- Air dari pohon pisang hutan ( lubangi pangkalnya tunggu sampai tergenang)
Yang perlu diperhatikan dalam hal air :
- Jangan terburu-buru minum air yang anda temukan sebelum anda yakin kebersihannya,
- Jangan meminum air yang tergenag dirawa laut maupun gunung terutama bila air tersebut berwarna kehitaman dan kehijau-hijauan.

2.3. M a k a n a n
Makanan merupakan sumber kehidupan dan energi untuk mempertahankan hidup. Dalam keadaan survive kita dituntut untuk mendapatkan makanan sepraktis mungkin dan mengupayakan mendapatkan sumber energi yang tinggi. Bahan makanan dialam dapat kita dapatkan dari tumbuhan dan hewan. Baik tumbuhan dan hewan hampir semua dapat di makan, tergantung selera, cara mengolah dan adaptasi tubuh kita.
Bila kita ragu-ragu atau tidak mengenal jenis tumbuhan dengan pasti, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
- Hindari jenis tumbuhan yang mempunyai warna mencolok (warna gantar/ terang),
- Coba dulu dengan mengoleskan pada tangan/ cicipi kemudian tunggu beberapa menit ada reaksi atu tidak,
- Jangan memakan banyak satu jenis makanan tetapi makan jenis makanan dan sedikit saja.

Selain itu masih ada jenis jamur-jamur yang dapat dimakan, hal yang patut diperhatikan untuk jamur yang dapat dimakan :
- Tudung warna tidak mencolok,
- Batang dibawah tudung tidak bergelang,
- bila dikukus dengan nasi tidak menimbulkan warna kuning,
- bila dikerat dengan logam/ perak tidak memberikan warna hitam.
Bila menemukan jamur dengan tanda kebalikan dengan diatas jangan dimakan karena jamur tersebut beracun.



2.4. A p i
Api merupakan salah satu cahaya penerang/ kehidupan bagi seorang survivor, karena dengan api survivor bisa melakukan aktivitasnya seperti memasak, mendidihkan air, disamping untuk menghangatkan badan dan mengusir dari gangguan binatang buas.
Sumber api dapat kita peroleh dari :
1. Geretan Api (korek api), pematik api gas (tokai), Zippo de es be (mudah didapatkan dipasaran, tetapi kadang tidak bisa digunakan misalnya karena rusak, basah atau hilang … ???),
2. Lensa, misalnya lensa kamera, teropong, kacamata, dengan bantuan sinar matahari,
3. Busur dan gurdi bisa dibuat dari bahan kayu dan sejenis tali caranya dengan menggurdikan kayu sehingga panas.

P e r a l a t a n
Peralatan disini sangat menunjang sekali bagi kelancaran survivor dalam mengatasi kondisi survive. Peralatan yang dibawa sebaiknya dwi fungsi atau multi fungsi (mempunyai keguanaan yang ganda). Dengan banyak berlatih dan belajar kita dapat mencari dan menemukan kelebihan dari peralatan yang kita bawa, selain itu kita dapat membuat peralatan-peralatan yang kita temukan dialam dan menggunakannya dengan baik dan semakisimal mungkin.
Setelah mampu bertahan hidup di dalam keadaan kritis, maka seorang survivor harus segera mencari pertolongan guna bisa kembali ke keadaan kehidupan normal.
Untuk mencari pertolongan, survivor dapat melakukan :
1. Mencari tempat yang lebih tinggi guna mencari tempat/ arah yang akan kita tuju,
2. Membuat asap putih jika udara/ langit cerah dan mendung, membuat asap hitam jika cuaca berkabut.
3. Membuat tanda-tanda yang mudah terlihat dimana-mana (misalnya kain/ bendera warna mencolok)
4. Merintis jalur guna mencari tempat/ pertolongan yang terdekat (tidak lupa meninggalkan jejak).
Kemampuan dan keberhasilan seseorang dalam mengatasi situasi survival tersebut tergantung pada:
a. Penggunaan akal sehat,
b. Pengalaman dan pengetahuan tentang teknik survival,
c. Peralatan penunjang.

S u r v i v a l K i t
Selain ditunjang dengan kondisi fisik yang baik, mental yang tangguh, dan pengetahuan tentang teknik survival, seseorang akan lebih mudah mengatasi situasi survival bila memiliki survival kit. Dalam hal ini yang dimaksud survivlal kit adalah peralatan minimal yang sewaktu-waktu dapat digunakan untuk mempertahankan hidup dalam keadaan darurat dialam bebas.Survival kit sangat dianjurkan untuk selalu dibawa dalam melakukan kegiatan di alam bebas, terutama di daerah terpencil. Survival kit dapat dipersiapakan sendiri secara bertahap, disesuaikan dengan keperluan, disesuaikan dengan keperluan dan pengalaman yang dimiliki.
Untuk darerak yang berhutan gunung, survival kit (minimal) terdiri dari:
a. Pisau multifungsi/golok tebas,
b. Kompas, peta dan Doughlas Protacktor,
c. Geretan Api (dalam kemasan tahan air),
d. Penerang, Senter, Patromak, Lilin,
e. Ponco atau kantung plastik besar,
f. Peralatan PPPK,
g. Tali Pramuka atau rafia,
h. Pakaian dan makanan cadangan,
i. Alat tulis (pensil, ball point, kertas dsb.).
O r i e n t a s i
Orientasi adalah kegiatan mengamati, mempelajari dan mengenali keadaan disekitar kita, untuk mengetahui dimana tempat kita berada, hal mana yang dapat memberikan rasa yakin pada diri sendiri. Mengetahui, atau dapat menemukan tempat kedudukan, merupakan salah satu langkah yang sangat penting dan menentukan keberhasilan dalam survival. Bila kita tidak berhasil menemukan tempat kita berada atau “pernah berada”, maka kite telah tersesat.
Pada dasarnya manusia tidak dapat berjalan lurus tanpa bantuan suatu pedoman tertentu (sebagai petunjuk arah) yang biasanya berupa benda yang dapat dilihat (pohon, puncak bukit, tinaglistrik dsb.). Dengan bantuan pedoman ini seseorang dapat pergi dan kembali ke suatu tempat. Jika pedoman ini terhalang atau tidak terlihat, tempat tersebut masih dapat dicapai dengan bantuan kompas sebagai penunjuk arah.


By. Kak Fatwa

SELUK BELUK KEPRAMUKAAN DAN GERAKAN PRAMUKA

SELUK BELUK KEPRAMUKAAN DAN GERAKAN PRAMUKA



I. PENGERTIAN KEPRAMUKAAN

Sebelum kita pelajari lebih lanjut mengenai seluk beluk kepramukaan dan Gerakan Pramuka, perlu kita kaji kembali pengertian mengenai hakekat kepramukaan, sifat dan fungsinya. Untuk memahami hal itu kita baca dahulu kutipan pendahuluan buku “Aids to Scoutmastership” karangan Baden Powell, yang berbunyi sebagai berikut :

“Scouting is not an abstruse or difficults science rather it is a jolly game if you take it in the right light. At the same time it is educative, and (like Mercy) it is apt to benefit him that giveth as well as him that recciveth.

The tema “scouting” has come to mean a system of training in citizenship, through games, for boys or girls.

The girls are the important people, because when the mothers of the nation are good citizens and women of character, they will she to it thar their son are not deficient in these point. As things are, the training is needed for both sexes, and imparted through the boy Scouts and Girl Guides (Girl Scouts) Movements. The principles are the sama for both. It is only in the details that they vary.”

Artinya :
Kepramukaan bukanlah suatu ilmu yang sukar atau mendalam, lebih baik diartikan sebagai permainan yang menarik, bila anda tempatkan pada kedudukan yang benar. Sekaligus permainan itu bersifat pendidikan, dan (seperti halnya Mercy, kemurahan hati) ia condong memberi manfaat bagi yang memberi maupun yang menerima.

Kepramukaan harus diartikan sebagai suatu sistem latihan kewarganegaraan melalui permainan untuk anak-anak putera dan puteri. Anak puteri adalah rakyat yang penting, karena bila ibu-ibu suatu bangsa itu merupakan warganegara yang baik, serta merupakan ibu-ibu dengan tabiat yang teguh, maka mereka akan mengusahakan agar anak-anaknya juga mengikuti jejak ibunya. Latihan itu diperlukan untuk kedua jenis golongan gerakan kepramukaan putera dan gerakan kepramukaan puteri. Prinsip-prinsipnya sama untuk keduanya. Hanya penjabarannya yang beraneka ragam.

Dalam buku “BP’s Out-Look”, Baden Powell menulis :
“Scouting is not a science to be solemnly studied, nor is it a collection of doctrine and texts. No! It is a jolly game in the out of doors, where boymen and boys can go adventuring together as leader and younger brothers picking up health and happiness, handicraft and halpfulness”.

Artinya:
Kepramukaan bukanlah suatu ilmu untuk dipelajari secara tekun, bukan pula merupakan suatu kumpulan ajaran atau bahan pelajaran. Bukan! Kepramukaan adalah suatu permainan yang menyenangkan dialam yang terbuka, tempat “boy-men” (orang dewasa berjiwa muda) dan anak-anak dapat mengadakan pengembaraan bersama sebagai kakak dan adik, membina kesehatan dan mendapatkan kebahagian, keterampilan dan mengabdikan diri bagi sesamanya.

Penjelasan mengenai “Boy-men” dapat kita peroleh dari buku “Aids to Scoutmastership” yang menyatakan bahwa “Boy-men” ialah :
a. Orang dewasa yang memiliki jiwa dan semangat muda, yang karenanya ia harus dapat menempatkan dirinya dalam alam pikiran peserta didik.
b. Orang dewasa yang mengerti dan menyadari kebutuhan peserta didik, ia harus mengerti pula pandangan serta keinginan peserta didik, sesuai dengan tingkat usianya, dan sesuai pula dengan pertumbuhan jiwanya.
c. Orang dewasa yang dalam membina peserta didik lebih memperhatikan peserta didik secara pribadi/perorangan dari pada secara keseluruhan (massal).
d. Orang dewasa yang dapat mengembangkan jiwa kesatuan, sehingga setiap pribadi peserta didik dapat berkembang dan mencapai hasil yang sebaik-bainya.
Aslinya tertulis sebagai berikut :

THE SCOUTMASTER

As a preliminary word of comfort to intending Scoutmaster, I Should like to contradiet the usual misconception thet, to be a successfull Scoutmaster, a man must be an Admirable Caichton a know all. Not a bit of it.


He has simply to be a boy-men, that is :
a. He must have boy spirit in him, and must be able to place himself on a right plane with his boys as a first step.
b. He must realise the needs, outlooks and desires of the different ages of boys life.
c. He must deal with the individual boy rather than with the mass.
d. He that needs to promote a corporate spirit among his individuals to gain the best result.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas, maka dapat kita ketahui bahwa pada hakekatnya pengertian kepramukaan mempunyai 3 unsur sebagai berikut :
a. Suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan bagi anak dan pemuda, di bawah tanggungjawab anggota dewasa.
b. Yang dilakukan di luar lingkungan pendidikan keluarga dan di luar pendidikan sekolah, yaitu di lingkungan dan di alam fikiran anak dan pemuda itu sendiri, serta dilaksanakan di alam yang terbuka.
c. Dengan menggunakan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan.

Dari pengertian hakekat kepramukaan tersebut, jelaslah bahwa kepramukaan sebagai proses pendidikan harus meruapakn kegiatan yang bernilai pendidikan dan dapat dipertanggungjawabkan secara pendidikan, sehingga kegiatanya harus berencana, dipersiapkan, dilaksanakan dan dapat dinilai dari segi kejiwaan dan pendidikan.

Proses pendidikan yang dilaksanakan dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan dan dilakukan di alam yang terbuka ini diarahkan pada peningkatan kecintaan pada alam dan lingkungan hidupnya, sehingga dapat meningkatkan ketakwaaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam kegiatan kepramukaan itu peserta didik didampingi oleh Kakak Pembina, sebagai orang dewasa yang berjiwa muda, yang dapat mendorong peserta didik mengembangkan dirinya, agar di kemudian hari menjadi manusia yang berkepribadian, berwatak luhur, dan menjadi warganegara yang baik, setia, patuh kepada negaranya, serta berguna bagi pembangunan masyarakat, bangsa dan negara.


II. SIFAT KEPRAMUKAAN

Konferensi Kepramukaan International dua tahunan (Biennial International Scout Conference) yang diselenggarakan pada bulan Agustus 1924 di Konpenhagen, mengeluarkan resolusi yang berbunyi aslinya sebagai berikut :

“The Boy Scout International Conference Declaes that the Boy Sout Movement is a movement of national, International, and universal character, the object of which it to endow each separate nation and the whole world with a youth which is physically, morally and spiritually strong.

It is National, in that it aims through national organization, at endowing nation with useful and healthy citizens.

It is International, in that it an national barrier in the comradeship of the Scouts.

It is Universal, in that it insist upon universal fraternity between all Scout of every nation, class of creed. The Scout Movement has no tendency to weaken but, on the contrary, to strong then individual religious belief. The Scout Law requires thet a Scout shall truly and sincerely practise his religion, and the policy of the Movement forbids any kind of seetarian propaganda at mixed gatherings”.

Agar jelasnya diterjemahkan sebagai berikut :

“Konferensi Kepramukaan Internasional menyatakan bahwa Gerakan Kepramukaan merupakan gerakan yang bersifat Nasional, Internasional, dan Universal. Maksudnya adalah untuk menciptakan pemuda yang kuat jasmani, moral dan spiritualnya, bagi negaranya masing-masing maupun bagi dunia secara keseluruhan.

Gerakan Kepramukaan bersifat Nasional, karena melalui organisasi nasional masing-masing negara, bertujuan menciptakan warganegera yang sehat dan berguna bagi negaranya.

Gerakan Kepramukaan bersifat Internasional, karena mengakui persaudaraan antar Pramuka tanpa mengenal batas negara.





Gerakan Kepramukaan bersifat Universal, karena memegang teguh adanya persaudaraan yang universal antar sesama Pramuka, tanpa memandang bangsa, golongan dan asal-usulnya. Gerakan Kepramukaan tidak memperlemah, justru sebaliknya memperkuat kepercayaan beragama bagi setiap Pramuka. Dasa Dharma Pramuka meminta agar setiap Pramuka bersungguh-sungguh menjalankan kewajiban agama, serta Gerakan Kepramukaan melarang diberikannya ajaran agama tertentu dalam suatu pertemuan yang terdiri atas berbagai macam penganut agama”.

Dari sifat nasional tersebut di atas, maka kepramukaan dilaksanakan di tiap negara, yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa serta masyarakat setempat. Hal ini bagi Gerakan Pramuka tercantum dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 034 tahun 1999, tentang Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pada Bab II Pasal 5. Berpangkalan pada inilah maka pelaksanaan pendidikan kepramukaan di Indonesia berbeda dengan di negara lain. Sekarang Gerakan Pramuka sudah melaksanakan pengembangan kepramukaan masa lampau dengan berbagai pembaharuan. Karena bersifat Internasional, yang bercita-cita ingin membina persahatan dan persaudaraan sedunia, maka diadakannya pertemuan yang bersifat Internasional, seperti Jambore sedunia, Jambore di Udara sedunia, Rovermoot (Raimuna), Konferensi dan lainnya. Dengan saling mengenal di antara sesama Pramuka, tanpa memandang kepercayaan/agama, golongan, tingkat, suku dan bangsa, maka diharapkan akan saling menyanyangi dan bersahabat.

Karena bersifat Universal, maka kepramukaan dapat diterapkan di mana saja, untuk bangsa apa saja, dan penganut agama apa saja, yang pelaksanaanya selalu menggunakan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan.


III. FUNGSI KEPRAMUKAAN

Dengan landasan uraian di atas, maka kepramukaan mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Kegiatan Menarik bagi anak dan pemuda
Kegiatan menarik di sini dimaksudkan kegiatan yang menyenangkan dan mengandung pendidikan, bukanlah sebagai permainan yang tidak mempunyai tujuan dan aturan permainan bukan pula kegiatan yang sekedar sebagai hiburan. Kegiatan menarik di sini merupakan kegiatan yang menyenangkan, yang mempunyai tujuan dan aturan permainan, yang disajikan kepada anak/pemuda tidak dirasakan adanya pembinaan langsung atas dirinya.

b. Pengabdian atau Kewajiban bagi orang dewasa
Bagi orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan, melainkan suatu tugas kewajiban yang dilakukan dengan penuh rasa keikhlasan, kerelaan dan rasa pengabdian. Orang dewasa mempunyai kewajiban untuk secara sukarela membaktikan dirinya, mengembangkan pribadi peserta didiknya, mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didiknya, serta membawanya ke tujuan gerakan kepramukaan.

c. Alat bagi masyarakat dan organisasi
Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk membentuk warga masyarakat yang dicita-citakannya, yang diperlukan bagi perkembangan masyarakatnya. Melalui kegiatan kepramukaan para peserta didik dibina menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna bagi masyarakat setempat.

Kepramukaan juga menjadi alat bagi organisasinya untuk membentuk manusia seperti yang ditentukan oleh organisasi kepramukaan itu. Kepramukaan sebagai alat, sehingga kegiatan kepramukaan juga merupakan alat untuk mencapai tujuan. Jadi kegiatan kepramukaan bukan tujuan pendidikan.
Contoh : Tali menali bukanlah tujuan Gerakan Pramuka, melainkan alat untuk melatih keterampilan bagi seorang pramuka. Manusia yang terampil itulah tujuan Gerakan Pramuka.


IV. PENGERTIAN ISTILAH GERAKAN PRAMUKA DAN PRAMUKA

Gerakan Pramuka adalah nama suatu lembaga pendidikan non formal, sebagai wadah pembinaan anak dan pemuda Indonesia, yang dilaksanakan dengan menggunakan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan. Hal ini dapat kita telaah sebagai berikut :







Gerakan Pramuka dilahirkan berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 tahun 1961. Dalam keputusan presiden tersebut dinyatakan bahwa penyelenggaraan pendidikan kepanduan kepada anak-anak dan pemuda Indonesia ditugaskan kepada perkumpulan Gerakan Pramuka. Dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, yang merupakan lampiran Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 034 tahun 1999, Bab I Pasal 1 disebutkan bahwa Organisasi ini bernama Gerakan Pramuka yaitu Gerakan Kepanduan Praja Muda Karana. Jadi organisasi ini merupakan gerakan, sehingga semuanya ikut serta bergerak. Organisasinya bergerak, berkembang, sehingga keadaanya selalu berubah menuju ke perkembangan yang maju. Manusianya bergerak, semuanya ikut serta berperan, tidak ada yang menjadi penonton.

Gerakan ini adalah Gerakan Pendidikan, sehingga semua gerak langkahnya, semua kegiatannya mengandung pendidikan, dan dapat dipertanggungjawabkan secara pendidikan.

Pendidikan yang dilakukan dalam Gerakan Pramuka adalah Pendidikan Kepanduan, yang berarti menggunakan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan. Praja berarti rakyat atau warganegara, Muda berarti belum tua, dan Karana berarti kesanggupan dan kemampuan berkarya.

Dengan demikian maka Gerakan Pramuka adalah suatu lembaga pendidikan yang dinamis, yang selalu bergerak mengikuti perkembangan masyarakat, bangsa, negara dan dunia, yang melaksanakan pendidikan kepramukaan, guna membentuk warganegara muda yang sanggup dan mampu berkarya, membangun masyarakat, bangsa dan negaranya, menuju cita-cita nasional yaitu membentuk masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

Istilah kepanduan, kepramukaan, scouting atau padvinderij mempunyai pengertian yang sama.

Kata Pramuka yang mempunyai pengertian seperti tersebut di atas, di dalam Gerakan Pramuka digunakan sebagai sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang berusia antara 7 sampai 25 tahun, yang berkedudukan sebagai peserta didik. Jadi yang dimaksud dengan Pramuka adalah Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Anggota Gerakan Pramuka lainnya termasuk anggota dewasa, yaitu Pembina Pramuka, Pelatih Pembina Pramuka, Andalan, Pimpinan Satuan Karya, Pamong Satuan Karya, Anggota Majelis Pembimbing, dan Karyawan Staf Kwartir.


V. TUJUAN GERAKAN PRAMUKA

Gerakan Pramuka mendidik dan membina kaum muda Indonesia dengan tujuan agar mereka mejadi :
1. Manusia berkepribadian, berwatak, dan berbudi pekerti luhur yang :
a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kuat mental dan tinggi moral
b. Tinggi kecerdasan dan mutu keterampilannya
c. Kuat dan sehat jasmaninya

2. Warganegara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa dan negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan, baik lokal, nasional, maupun internasional.


VI. TUGAS POKOK GERAKAN PRAMUKA

Gerakan Pramuka mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik, yang sanggup bertanggungjawab dan mampu membina serta mengisi kemerdekaan nasional.

Dengan demikian Gerakan Pramuka yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pendidikan bagi kaum muda melalui kepramukaan di lingkungan luar sekolah yang melengkapi pendidikan di lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah dengan tujuan:
a. Membentuk kader bangsa dan sekaligus kader pembangunan yang beriman dan bertakwa serta berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi.
b. Membentuk sikap dan perilaku yang positif, menguasai keterampilan dan kecakapan serta memiliki kecerdasan emosional sehingga dapat menjadi manusia yang berkepribadian Indonesia, yang percaya kepada kemampuan sendiri, sanggup dan mampu membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan masyarakat, bangsa dan negara.


VII. FUNGSI GERAKAN PRAMUKA

Gerakan Pramuka berfungsi sebagai lembaga pendidikan di luar sekolah dan di luar keluarga serta sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda, menerapakan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta Sistem Among, yang pelaksanaanya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, dan pekembangan bangsa serta masyarakat Indonesia.


VIII. SASARAN

Sararan Gerakan Pramuka adalah mempersiapkan kader bangsa yang :
a. Memiliki kepribadian dan kepemimpinan yang berjiwa Pancasila
b. Berdisiplin yaitu berpikir, bersikap dan bertingkah laku tertib
c. Sehat dan kuat mental, moral dan fisiknya
d. Memiliki jiwa patriot yang berwawasan luas dan dijiwai nilai-nilai perjuangan yang diwariskan oleh para pejuang bangsa
e. Berkemampuan untuk berkarya dengan semangat kemandirian, berpikir kreatif, inovatif, dapat dipercaya, berani dan mampu menghadapi tugas-tugas.



By. Kak Fatwa